Ayu Frisca
Jumat, 12 September 2014
Rabu, 03 September 2014
SMPN 1 TANJUNG RAJA
Sejarah Singkat
SMP Negeri 1 Tanjung Raja dibangun
pada awal tahun 1954 dan mulai menerima murid pada tahun ajaran 1955
sebanyak 2 kelas, yaitu kurang lebih 80 orang. Kepala Sekolah pada masa
ini adalah ibu LAILA HANUM. Awalnya sekolah ini diberi nama SMP Negeri
Tanjung Raja. Lokasi SMP Negeri ini bertempat tepat di jantung kota
kecamatan Tanjung Raja, yaitu lokasi terminal sekarang ini.
Seiring perjalanan waktu, kota
Tanjung Raja semakin ramai, sehingga pada kurun waktu tahun 1970-an, di
bawah kepemimpinan Bapak Fachruddin Djon, secara bertahap SMP Negeri
Tanjung Raja dipindahkan di lokasi bekas perkuburan umum, di jalan ke
arah pabrik Gula Cinta Manis sampai sekarang. Lokasi lama dijadikan
Pasar dan Terminal Tanjung Raja.
Selanjutnya SMP Negeri Tanjung Raja
berganti nama menjadi SMP Negeri 1 Tanjung Raja sehubungan dibukanya SMP
baru di Desa Talang Balai, yaitu SMP Negeri 2 Tanjung Raja. Pada tahun
1999 sampai tahun 2003 juga berganti nama menjadi SLTP Negeri 1 Tanjung
Raja, dan akhirnya pada akhir 2003 kembali menggunakan nama SMP Negeri 1
Tanjung Raja sampai saat ini.
Sampai sekarang, SMP Negeri 1
Tanjung Raja telah dipimpin oleh 15 orang Kepala Sekolah. Saat ini
dipimpin oleh ibu Hj. Zudaidah, S.Pd.,M.Si. yang merupakan alumni SMP
Negeri Tanjung Raja sendiri.
Tanjung Raja, Ogan Ilir
Tanjung Raja adalah sebuah kecamatan tertua di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Indonesia.
Awal mulanya kecamatan ini meliputi Kecamatan Rantau Alai, Rantau Panjang, Sungai Pinang, dan beberapa desa yang sekarang menjadi wilayah Kecamatan Indralaya Selatan. Letak kota kecil ini strategis terletak di jalur perlintasan timur Sumatera menjadikan wilayahnya sebagai Kota Transit. Salah satu yang menjadikan icon kecil kota ini adalah Pindang Tulang Meranjat-nya yang terkenal lezat dan sedap. Penduduk kecamatan Tanjung Raja mayoritas bekerja sebagai petani, dan sebagian kecil sebagai PNS serta penduduk di wilayah ini bersuku bangsa Pegagan, Kayuagung, dan jawa, sedangkan bahasa yang digunakan oleh masyarakat sehari-hari adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Palembang, Bahasa Pegagan, dan Kayuagung.
Kecamatan Tanjung Raja merupakan salah satu Kota terbesar selain Indralaya dari segi aspek sosial, budaya, perekonomian, penduduk, dan kota kecil yang mandiri, maju, dan sejahtera masyarakatnya. Dan apabila nantinya Indralaya menjadi Kota Madya di lingkungan Provinsi Sumatera Selatan, Kecamatan ini akan dicalonkan sebagai ibu kota penggantinya.
Desa
Awal mulanya kecamatan ini meliputi Kecamatan Rantau Alai, Rantau Panjang, Sungai Pinang, dan beberapa desa yang sekarang menjadi wilayah Kecamatan Indralaya Selatan. Letak kota kecil ini strategis terletak di jalur perlintasan timur Sumatera menjadikan wilayahnya sebagai Kota Transit. Salah satu yang menjadikan icon kecil kota ini adalah Pindang Tulang Meranjat-nya yang terkenal lezat dan sedap. Penduduk kecamatan Tanjung Raja mayoritas bekerja sebagai petani, dan sebagian kecil sebagai PNS serta penduduk di wilayah ini bersuku bangsa Pegagan, Kayuagung, dan jawa, sedangkan bahasa yang digunakan oleh masyarakat sehari-hari adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Palembang, Bahasa Pegagan, dan Kayuagung.
Kecamatan Tanjung Raja merupakan salah satu Kota terbesar selain Indralaya dari segi aspek sosial, budaya, perekonomian, penduduk, dan kota kecil yang mandiri, maju, dan sejahtera masyarakatnya. Dan apabila nantinya Indralaya menjadi Kota Madya di lingkungan Provinsi Sumatera Selatan, Kecamatan ini akan dicalonkan sebagai ibu kota penggantinya.
Penduduk
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk kecamatan Tanjung Raja berjumlah 40.897 orang, yang terdiri atas 20.730 orang laki-laki dan 20.167 orang perempuan, dengan rasio jenis kelamin (Sex Ratio) sebesar 102,79.Sosial Budaya
Keagamaan
Jumlah penduduk kecamatan Tanjung Raja sebagian besar memeluk agama Islam 99,6 %, dan kristen 0,4 %. Jumlah tempat peribadatan berjumlah 14, 12 Masjid, dan 2 Langgar/Surau yang tersebar di masing-masing desa dan kelurahan.Adat Istiadat
Hampir Semua penduduk kecamatan Tanjung Raja bersuku bangsa Pegagan dan bahasa yang digunakan oleh masyarakat sehari-hari adalah Bahasa Pegagan dan adat dalam pernikahan umumnya merupakan adat asli daerah Tanjung Raja.Desa/kelurahan
Sebelum pemekaran wilayah terjadi, Kecamatan Tanjung Raja memiliki 42 desa. Setelah pemekaran wilayah, hanya tersisa 19 wilayah administrasi yang terbagi atas 15 desa dan 4 kelurahan. Pusat pemerintahan kecamatan di Kelurahan Tanjung Raja Utara. Adapun nama-nama desa/kelurahan di kecamatan Tanjung Raja, antara lain :Desa
- Desa Seri Dalam
- Desa Skonjing
- Desa Kerinjing
- Desa Sukapindah
- Desa Siring Alam
- Desa Tanjung Agas
- Desa Belanti
- Desa Ulak Kerbau
- Desa Ulak Kerbau Lama
- Desa Tanjung Harapan
- Desa Talang Balai Lama
- Desa Talang Balai Baru
- Desa Talang Balai Baru I
- Desa Talang Balai Baru II
- Desa Tanjung Raja Selatan
- Kelurahan Tanjung Raja Pusat
- Kelurahan Tanjung Raja Barat
- Kelurahan Tanjung Raja Timur
- Kelurahan Tanjung Raja Utara
SMAN 1 INDRALAYA UTARA
SEJARAH SINGKAT
SMA NEGERI 1 INDRALAYA UTARA tergolong mudah dengan prestasi dan
kinerja yang cukup membanggakan. Berdiri sejak tahun 2005 melalui SK
Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Ogan Ilir, No :
800/1197/SM/D.Diknas Kab.Oi/2005 ditetapkan sebagai SMA Negeri 2
Unggulan Indralaya. dan ditetapkan berdasarkan SK Bupati Ogan Ilir
2006, dengan nomor SK : 145/kep/D.Diknas.Oi/2006, di latar belakangi
harapan Pemerintah kabupaten Ogan ilir untuk menciptakan sekolah
setingkat SMA yang menjadi kebanggaan warga Ogan ilir. Seiring dengan
pemekaran wilayah di kabupaten Ogan Ilir tahun 2008 ditetapkan melalui
SK Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ogan ilir menjadi SMA Negeri 1
Indralaya Utara.
Melalui berbagai prestasi yang dicapai baik tingkat kabupaten, Provinsi, serta Nasional, baik bidang akademik maupun non akademik, salah satunya di bidang Lingkungan hidup, maka pada tahun 2008 SMA Negeri 1 indralaya utara ditetapkan menjadi sekolah model Adiwiyata, tidak hanya itu pada tahun 2009, Departemen Agama Kantor Daerah Kabupaten Ogan Ilir menetapkan SMA Negeri 1 Indralaya Utara Sebagai Sekolah Model Pendidikan Agama Islam, dan pada tahun yang sama PKK Kabupaten Ogan ilir, yang langsung ditetapkan Ibu Bupati Ogan ilir yang merupakan Ketua PKK Kab. Ogan Ilir menetapkan sebagai sekolah percontohan Penerapan Kesetaraan Gender.
Kepercayaan berlanjut hingga tahun 2010 Direktorat Jenderal Pendidikan Nasional menetapkan SMA Negeri 1 Indralaya Utara sebagai Sekolah Kriteria mandiri. Dari hasil penilaian penerapan Sekolah Model, dengan berbagai kriteria Penilaian SMAN 1 Indralaya utara mampu menduduki peringkat 22 dari 132 Sekolah Model se – Indonesia. Untuk itu SMA ini ditunjuk sebagai salah satu Pusat Sumber Belajar (PSB) di Indonesia. Maka pada tahun 2012 SMA Negeri 1 Indralaya utara ditetapkan sebagai sekolah berbasis Keunggulan Lokal dan implementasi pembelajaran berbasis ICT di bawah binaan Direktorat pembinaan SMA DIRJEN Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dengan binaan langsung dari Direktorat jendral Kementrian Pendidikan dan kebudayaan , diasuh oleh tenaga pendidik yang handal serta peralatan yang memadai, SMA Negeri 1 Indralaya utara siap menjadi ujung tombak dalam mendidik putra-putri bangsa untuk menjadi yang terbaik.
Langganan:
Postingan (Atom)